Kontradiksi dan Identitas dalam
Filsafat
Perkuliahan
mata kuliah Filsafat Pendidikan Matematika yang diampu oleh Prof. Dr. Marsigit,
M.A. dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 2 Desember 2015 pukul 12.40 – 14.00
bertempat di Ruang PPG 1 FMIPA UNY.
Kegiatan
perkuliahan pada pertemuan tersebut diawali dengan tes jawab singkat sebanyak
71 soal. Namun, ada yang berbeda pada pertemuan tersebut, yaitu semua jawaban
mahasiswa pada tes tersebut dianggap salah, sehingga semua mahasiswa
mendapatkan nilai nol. Kemudian Bapak Marsigit mengatakan bahwa tidaklah cukup
belajar filsafat hanya dengan tes jawab singkat, karena filsafat membutuhkan
penjelasan atau uraian. Dari soal-soal tersebut, Bapak Marsigit meminta
mahasiswa untuk menguraikan penjelasaannya. Soal-soal tersebut terdiri dari
kontradiksi dan identitas. Berikut adalah pernyataan-pernyataan yang diberikan.
A. Kontradiksi
|
B. identitas
|
1. Idealnya
realis,
2. Realisnya
ideal
3. Tetapnya
perubahan
4. Berubahnya
ketetapan
5. Fatalnya
vital
6. Vitalnya
fatal
7. Dewanya
daksa
8. Daksanya
dewa
9. Intensifnya
ekstensif
10. Ekstensifnya
intensif
11. Linearnya
siklik
12. Sikliknya
linear
13. Lampaunya
sekarang
14. Sekarangnya
lampau
15. Masa
depannya sekarang
16. Sekarangnya
masa depan
17. Awalnya
akhir
18. Akhirnya
awal
19. Analitiknya
sintetik
20. Sintetiknya
analitik
21. Apriorinya
a posteriori
22. A
posterionya apriori
23. Rasionalnya
pengalaman
24. Pengalamannya
rasional
25. Identitasnya
kontradiksi
26. Kontradiksinya
identitas
27. Harmoninya
disharmoni
28. Disharmoninya
harmoni
29. Disharmoninya
disharmoni
30. Siangnya
malam
31. Malamnya
siang
32. Mudahnya
sulit
33. Sulitnya
mudah
34. Bolehnya
tidak
35. Tidaknya
boleh
36. Ragu-ragunya
mantap
37. Mantapnya
ragu-ragu
38. Benarnya
salah
39. Salahnya
benar
40. Besarnya
kecil
41. Kecilnya
besar
42. Hidupnya
mati
43. Matinya
hidup
44. Gelapnya
terang
45. Terangnya
gelap
|
1.
Idealnya ideal
2.
Realitasnya realitas
3.
Tetapnya tetap
4.
Berubahnya berubah
5.
Fatalnya fatal
6.
Vitalnya vital
7.
Dewanya dewa
8.
Daksanya daksa
9.
Intensifnya intensif
10.
Ekstensifnya ekstensif
11.
Linearnya linear
12.
Sikliknya siklik
13.
Lampaunya lampau
14.
Sekarangnya sekarang
15.
Masa depannya masa depan
16.
Awalnya awal
17.
Akhirnya akhir
18.
Analitiknya analitik
19.
Sintetiknya sintetik
20.
Apriorinya apriori
21.
A posteriorinya a posteriori
22.
Rasionalnya rasional
23.
Pengalamannya pengalaman
24.
Identitasnya identitas
25.
Kontradiksinya kontradiksi
26.
Harmoninya harmoni
|
Adapun
uraian dari pernyataan-pernyataan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Awalnya
akhir, akhirnya awal, awalnya awal, dan akhirnya akhir
Awal
dan akhir adalah semua yang ada dan yang mungkin ada. Semua subjek berada di
antara awal dan akhir. Antara awal dan akhir tidak dapat dipisahkan, awal bisa
berada dalam akhir dan akhir bisa berada dalam awal. Contoh konkritnya adalah
mahasiswa yang mengikuti perkuliahan awal. Pertemuan pertama dalam perkuliahan
tersebut adalah awal. Awalnya awal adalah ketika dosen membuka perkulian
pertama tersebut, sedangkan awalnya akhir adalah ketika dosen menutup
perkuliahan pertama tersebut. Pertemuan terakhir dalam perkuliahan tersebut
adalah akhir. Akhirnya awal adalah ketika dosen membuka perkuliahan terakhir
tersebut, sedangkan akhirnya akhir adalah ketika dosen menutup perkuliahan
terakhir tersebut.
Berdasarkan
uraian diatas, dapat dikatakan bahwa awal dan akhir itu adalah takdir
kehidupan. Manusia tidak bisa hidup apabila terisolasi terisolasi. Maka setiap manusia
akan membawa dunia kehidupannya masing-masing berdasarkan latar belakang kepercayaan,
budaya, adat istiadat, kebiasaannya masing-masing.
b.
Bolehnya tidak
boleh dan tidak bolehnya boleh
Semua
yang ada dan mungkin ada di dunia ini peduli akan ruang dan waktu. Maka bolehnya
tidak dan tidaknya boleh tergantung pada ruang dan waktunya masing-masing. Misalnya,
orang yang duduk di jalan itu tidak boleh, tetapi orang yang duduk di jalan
untuk memperbaiki jalan itu boleh.
c.
Disharmoninya harmoni
dan harmoninya disharmoni
1)
Disharmoninya harmoni
Disharmoninya
harmoni adalah harmoni yang semu. Mengatakan/merasakan/terlihat harmoni,
padahal didalamnya disharmoni. Misalnya, seorang kakek mengaku sehat padahal ia
sedang sakit. Contoh lainnya yaitu masyarakat yang terlihat tenang tidak ada
demo, padahal didalamnya mereka merasa ketakutan.
2)
Harmoninya disharmoni
Harmoninya
disharmoni adalah suatu keadaan yang terlihat disharmoni, padahal harmoni. Misalnya,
pasangan suami-istri yang berbicara dengan nada tinggi. Orang lain bisa
mengatakan bahwa pasangan tersebut mengalami disharmoni. Namun, nyatanya mereka
dalam keadaan harmoni. Hal tersebut diakibatkan mereka dulunya tinggal di samping
rel kereta api, sehingga telah menjadi kebiasaan mereka berbicara dengan nada
tinggi.
Sebenar-benar
harmoni dicapai karena ada disharmoni didalamnya, walaupun hanya sebagian
kecil.
d.
Benarnya salah
dan salahnya benar
Benarnya
salah dan salahnya benar itu tergantung pada konteks dan dimensinya. Orang dewasa
apabila buang air di sembarang tempat adalah salah. Tetapi, untuk anak bayi
buang air di sembarang tempat itu boleh-boleh saja. Salahnya siswa menjawab
ujian adalah benar, apabila guru belum memberikan pengalaman belajar kepada
siswa.
e.
Fatalnya vital
dan vitalnya fatal
Fatal
dapat diartikan sebagai takdir, sedangkan vital dapat diartikan sebagai
ikhtiar. Fatalnya vital apabila dilihat dari dimensi spiritual, maka ikhtiar
merupakan takdir. Maka takdir dengan ikhtiar artinya ikhtiar yang dilakukan
dengan doa. Hal tersebut dilakukan agar kehidupan dapat berjalan seimbang
sesuai dengan kodratnya.
Sedangkan vitalnya
fatal dapat diartikan sebagai ikhtiarnya berdoa. Doa perlu diusahakan, misalnya
ketika sehabis sholat, tahlilan, syukuran, dan lain sebagainya. Dalam hal ini,
doa yang kita usahakan hanya mengharap ridha Allah SWT, bukan yang lain-lain.
f. Dewanya
daksa dan daksanya dewa
Segala sesuatu yang ada
didunia ini berstruktur dan berdimensi. Dewanya daksa, berarti dewa adalah
subjek sedangkan daksa adalah objek. Misalnya guru adalah dewa bagi siswa. Dosen
adalah dewa bagi guru.
g. Apriorinya
aposteriori dan aposteriorinya apriori
Apriori adalah
pengetahuan yang diperoleh dengan cara diberitahu terlebih dahulu dan belum
pernah melihat objek pengetahuan , sedangkan aposteriori adalah pengetahuan
yang terlebih dahulu dilihat dan belum memiliki informasi apapun terkait objek
pengetahuan tersebut. Maka apriorinya aposteriori berarti memikirkan
pengalaman, sedangkan aposteriorinya apriori adalah menerapkan pikiran. Maka
sebenar-benar hidup adalah memikirkan pengalaman dan menerapkan pikiran.
h. Lampaunya
sekarang dan sekarangnya lampau
Lampaunya sekarang
misalnya adalah kegiatan yang kita lakukan pada waktu sekarang dalam beberapa
detik yang lalu. Sedangkan sekarangnya lampau adalah kegiatan yang sedang
dilakukan pada masa lampau.
i.
Besarnya kecil dan kecilnya besar
Besar dan kecil itu
adalah bersifat relatif. Segala sesuatu dikatakan besar atau kecil tergantung
pada sudut pandang melihatnya.
j.
Terangnya gelap dan gelapnya terang
Terang dan gelap adalah
salah satu contoh struktur kehidupan. Terangnya gelap misalnya menyelakan api
unggun dibawah gelapnya malam. Sedangkan gelapnya terang misalnya berada
diruangan tanpa ada cahaya pada siang hari.
k. Idealnya
realis dan realisnya ideal
Ideal itu ada didalam
pikiran, sedangkan realis itu ada diluar pikiran. Maka idealnya realis adalah
mengidealkan semua yang ada. Misalnya, ketika belajar matematika kita
mengidealkan konsep-konsep matematika yang ada. Sedangkan realisnya ideal
adalah ketika membangun rumah. desain rumah adalah idealnya, kemudian kita
merealisasikannya dengan membangun rumah.
l.
Ekstensifnya intensif dan intensifnya
ekstensif
Ekstensif dapat
diartikan sebagai seluas-luasnya, sedang intensif dapat diartikan sebagai
sedalam-dalamnya. Ekstensifnya intensif adalah berusaha secara intensif dengan
memikirkan kapanpun dan dimanapun. Sedangkan intensifnya ekstensif misalnya
adalah membangun struktur dunia.
m. Tetapnya
perubahan dan berubahnya ketetapan
Tetapnya perubahan
misalnya adalah pertumbuhan manusia dari bayi hingga menjadi dewasa. Pertumbuhan
tersebut tetap mengalami perubahan. Contoh lainnya adalah ketika kita belum dan
telah berkeluarga, orangtua kita adalah tetap orangtua kita. sedangkan
berubahnya ketetapan misalnya batalnya perjanjian/konvensi/kesepakatan, contoh
lainnya adalah bercerainya pasangan suami-istri. Dengan bercerai, maka
berubahlah segala ketetapan yang telah dibuat selama menjalin biduk rumah
tangga.
n. Harmoninya
harmoni
Harmoni adalah suatu
keadaan yang seimbang, termasuk segala unsure-unsur yang terkandung didalamnya.
Misalnya badan kita terdiri dari organ-organ yang bekerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing. Maka harmoninya harmoni adalah ketika organ-organ
tersebut bekerja sesuai dengan peranan dan fungsinya masing-masing (harmoni),
akibatnya tubuh kita akan sehat (harmoni). Sehingga harmoninya harmoni itu
bergantung pada unsure-unsurnya. Apabila unsure-unsurnya harmoni, maka sistem
tersebut akan harmoni. Suatu Negara akan harmoni apabila rakyat dan
pemerintahannya harmoni.
o. Dewanya
dewa
Segala sesuatu itu
berstruktur dan berdimensi. Dalam hal ini, siapa saja bisa disebut dengan dewa.
Dewa yang bersifat analogis, referensial, ataupun intuisi. Dewa bersifat
analogis misalnya adalah ayam yang merupakan dewanya cacing. Dewa bersifat
referensial misalnya adalah dewa dalam perwayangan. Dewa biasa diartikan dengan
orang yang berkuasa, misalnya adalah dosen. Dalam strukturisasinya, dosen
memiliki pangkat atau jabatan yang berbeda-beda, maka dewanya dewa bagi dosen
adalah dosen yang pangkat atau jabatannya lebih tinggi, begitu seterusnya.
p. Pengalamannya
pengalaman
Pengalamannya pengalaman misalnya
presiden yang memiliki berbagai macam pengalaman dalam partai politik,
pengalaman menjabat kepala daerah, pengalaman menangani ekonomi dan bisnis, dan
lain-lain. Melalui pengelaman dari pengalaman tersebut dapat digunakan dalam
memimpin dan menjalankan pemerintahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar